Keputusan yang Tepat

Wednesday, April 26, 2017
Jika kita melihat kalender tahun 2017, maka akan kita dapati tanggal merah dimana-mana, terutama di hari Senin, Kamis, dan Jumat. Pas banget untuk kita yang suka traveling. Banyak long weekend dan untuk libur hari Kamis, kita bisa mengajukan cuti di hari Jumat untuk dapat bisa menikmati libur 4 hari.

Itu dulu sebelum aku pindah. Karena sekarang aku 6 hari kerja, maka libur di hari Kamis atau Jumat jadi tidak berasa apa-apa. Menyesal? Jelas tidak. Aku justru merasa bersyukur karena aku sudah pindah.

Bulan Agustus tahun lalu aku pernah menuliskan catatan ini; Kapan resign dari IAMI ?
Catatan bulan Agustus 2016
Ada tiga kondisi yang jika salah satunya terpenuhi, aku memutuskan untuk resign;
1. Jika dapat kerjaan baru di provinsi Yogyakarta, terserah kabupaten mana
Tak ada yang aneh bukan dengan kondisi ini. Ketika mendapat pekerjaan baru, maka sudah pasti aku akan mengundurkan diri dari kantorku yang lama.

2. Jika ada yang melamar dan mengijinkan aku untuk tidak bekerja
Karena saking pengennya resign, aku membuat kondisi ini. Tak peduli nantinya apakah aku akan kembali bekerja atau tidak, setidaknya ada yang bersedia menanggung kehidupanku ketika aku tak lagi berpenghasilan.

3. Setelah si Juu menikah >> Februari / Maret 2017
Nah, ini mungkin kondisi yang tak masuk diakal. Bahkan aku sempat kepikiran, jika kondisi ini  terpenuhi dan aku belum mendapatkan pekerjaan baru, aku memutuskan untuk tetap resign. Sayangnya, hal tersebut tidak disetujui ibuku (resign tanpa kerjaan baru). Syukur alhamdulillah, Alloh mengabulkan keinginanku ini dengan memberikan tempat yang baru di waktu yang tepat.

Memang ada apa setelah si Juu menikah?
Kehidupan seseorang akan berubah setelah dia menikah dan perubahan tersebut tentu memberikan dampak bagi kehidupan orang lain. Begitu pula saat si Juu menikah.

Sebelum si Juu menikah, kosannya di kawasan Kelapa Gading menjadi tempat pelarianku jika aku sedang bosan di kosan. Sering kali aku menginap disana, pergi Sabtu siang dan pulang Minggu malam (kalau dipaksa, pulangnya Senin pagi).

Meski tak ada agenda khusus, biasanya aku tetap ke kosannya. Belanja, belajar masak, tidur sampai siang, nggosip, dan segala macam ketidakjelasan yang kami lakukan.

Aku sangat sangat menyadari kalau semua itu sudah tidak bisa ku lakukan ketika dia sudah menikah. Meski aku sering jalan bareng dia dan suaminya, tapi tidak mungkin bukan kalau aku menginap di rumah mereka?

Itulah mengapa aku memutuskan untuk mencari kehidupan baru (termasuk resign) setelah si Juu menikah.

Di minggu pertama si Juu menikah, aku masih biasa-biasa saja, belum berasa apapun. Di minggu kedua, aku sudah merasa kehilangan. Libur Sabtu & Minggu aku hanya di kosan saja.

"Mia hari ini kemana?"
"Nggak kemana-mana, Bu." Jawabku.
"Biasanya main sama Intan, sekarang udah nikah kok ya?!"
"Iya. Hehe."
"Iya kalau udah nikah kemana-kemana sama suaminya ya. Malah aneh kalau masih bebas main."
"Iya."

Itu percakapanku dengan ibu kos. Sepertinya beliau juga menyadari kalau aku kehilangan temanku. Biasanya Sabtu Minggu tidak di kosan, kini aku bertahan di rumah.

Beruntungnya, di minggu-minggu selanjutnya aku disibukkan dengan mendaftar dan menjalani proses seleksi di tempatku yang sekarang. Syukur alhamdulillah aku lolos dan diterima.

Meski bersedih karena harus pindah dan terpisah jauh dari si Juu dan teman-teman yang lainnya, aku yakin ini keputusan yang tepat. Aku tidak bisa membayangkan jika long weekend di tahun ini harus ku habiskan di kamar kosan.

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.