Inhouse Training: Komunikasi Efektif, Cuci Tangan, BHD, dan APAR

Friday, November 17, 2017
Sebagai warga rumah sakit (RS), ada hal-hal dasar yang perlu diketahui, dimengerti, dan dikuasai, seperti:
- komunikasi efektif
- cuci tangan (hand hygiene)
- BHD (Bantuan Hidup Dasar)
- penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Untuk itu, pihak RS mengadakan Inhouse Training bagi karyawan, khususnya karyawan baru, untuk mensosialisasikan hal-hal di atas.
Inhouse Training

Dua kali aku mendapatkan undangan Inhouse Training untuk mempelajari empat hal diatas.

1. Komunikasi Efektif

Mengapa komunikasi efektif ini perlu dipelajari dan dikuasai oleh karyawan RS? Tentunya untuk menghindari misskomunikasi yang bisa mengancam keselamatan pasien. Misalnya saat pergantian shift malam ke pagi, perawat jaga malam melaporkan kondisi pasien ke perawat shift pagi. Ternyata komunikasi tidak berjalan efektif sehingga perawat shift pagi melakukan tindakan yang seharusnya tidak boleh diberikan ke pasien.

Selain itu, komunikasi efektif ini tentunya penting untuk memberikan ketenangan (???) Maksudnya gini, orang yang ada di rumah sakit, baik pasien maupun keluarga pasien, tentu pikirannya ruwet, banyak hal yang dipikirkan. Ketika kita sebagai karyawan RS tidak bisa memberikan informasi dengan baik, tentu mereka bisa saja salah tangkap, pikiran semakin tak karuan. Cara menyampaikan kondisi pasien ke keluarga pasien, hal-hal buruk yang mungkin terjadi, semua itu membutuhkan komunikasi efektif agar si penerima informasi bisa memahami keadaan yang sebenarnya. Dengan demikian, pasien/keluarga pasien bisa merasa tenang dengan informasi yang diberikan.

2. Cuci Tangan (Hand Hygiene)
"5 Momen 6 Langkah Cuci Tangan" selalu diingatkan setiap saat saat. Jangan dikira cuci tangan itu sebatas 'basuh pakai air - gunakan sabun - bilas sampai bersih'. Pun ada keadaan/momen yang diharuskan untuk cuci tangan.

Lima momen cuci tangan dilakukan pada saat:
  1. Sebelum kontak dengan pasien
  2. Sebelum tindakan aseptik
  3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
  4. Setelah kontak dengan pasien
  5. Setelah kontak dengan linkungan di sekitar pasien
via www.infoperawatindonesia.com
Untuk enam langkah cuci tangan, ada jembatan keledai yang bisa digunakan untuk mengingat langkah demi langkahnya; "TEPUNG SELACI PUPUT"
  1. Telapak tangan: gosok kedua telapak tangan
  2. Punggung tangan: gosok punggung dan sela-sela jari sisi luar tangan kiri dan sebaliknya.
  3. Sela-sela jari: gosok telapak tangan dan sela-sela jari sisi dalam
  4. Kunci: jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
  5. Putar: gosok ibu jari tangan kiri dan berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya
  6. Putar: rapatkan ujungjari tangan kanan dan gosokkan pada telapak tangan kiri dengan cara memutar mutar terbalik arah jarum jam, lakukan pada ujung jari tangan sebaliknya.
Jika mencuci tangan menggunakan air dan sabun di wastafel, tutup keran menggunakan sikut, jika memungkinkan. Kalau tidak memungkinkan, gunakan bekas tisu yang digunakan. Jadi keringkan tangan dulu menggunakan tisu, baru menutup kran menggunakan bekas tisu tersebut. 

Kenapa cuci tangan ini menjadi bagian yang sangat penting? Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyebaran kuman dan infeksi kepada orang lain, sehingga salah satu prinsip pencegahan dan kontrol infeksi yang merupakan program PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) dapat berjalan dengan baik. 

3. BHD (Bantuan Hidup Dasar)

Ketika kita berada di suatu tempat, tiba-tiba ada seseorang yang jatuh tak sadarkan diri, maka kita perlu memberikan BHD, berupa RJP (Resusitasi Jantung Paru).

Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru, yang berorientasi pada otak (Tjokronegoro, 1998).

Adapun langkah-langkah RJP adalah sebagai berikut.
  1. Dangerous
  2. Respons
  3. Minta Tolong
  4. Cirkulasi
  5. Airway
  6. Breathing

      Dangerous
      Amankan korban, misal berada di tengah jalan, pinggirkan terlebih dahulu. Cari tempat yang datar. Selain itu, amankan juga diri sendiri. Jangan sampai korban sudah dipinggirkan, kita ikut minggir tapi malah jatuh ke selokan.

      Respons
      Cek respon korban dengan menepuk bahunya atau pipinya. Bisa saja dia jatuh karena hanya tertidur, bukan karena tak bisa bernapas.
      "Pak.. Pak... bangun Pak (sambil menepuk bahu)"
      Kalau tidak ada respon, lanjutkan ke langkah selanjutnya.

      Minta Tolong
      Segera telepon ke 118, "Tolong aktifkan CODE BLUE".

      Cirkulasi
      Cek aliran darah dengan meraba denyut nadi yang ada di leher. Ambil garis tengah leher, tarik 2 cm ke kanan atau kiri. 

      Airway

      Jika tidak ada nadi, lakukan kompresi. Gunakan kedua tangan dimana tangan yang lebih dominan berada diatas. Lengan harus lurus dan kaki menempel pada korban.


      Titik dimana melakukan kompresi;
      Pria : diantara 2 puting
      Wanita : 2 jari diatas ulu hati
      kompresi
      Lakukan 30 kali kompresi, dilanjutkan 2 kali nafas buatan. Untuk mencapai satu siklus, lakukan selama 5 kali.

      1 siklus = 5 kali ( 30 kompresi, 2 nafas buatan ) dan tidak boleh ada interupsi meskipun bantuan sudah datang. 

      Untuk melakukan nafas buatan, angkat dagu korban dan cek mulut korban. Apabila ada benda yang menyumbat di mulut, harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelah bersih, berikan nafas buatan. Mata kita terarah ke dada korban untuk memastikan bahwa udara sudah masuk.


      Setelah 1 kali siklus, cek nadi korban.

      Breathing
      Cek pernapasan korban dengan cara menempelkan pipi ke hidung dan mulut korban. Rasakan apakah ada hembusan nafas atau tidak.

      Jika 1 siklus sudah dilakukan dan dilakukan pengecekan nadi dan nafas;
      - nadi tidak ada, nafas tidak ada = lakukan 1 siklus kompresi
      - nadi ada, nafas tidak ada = lakukan nafas buatan sebanyak 10 - 12 per menit, selama 2 menit
      - nadi ada, nafas ada = BHD selesai 

      4. APAR

      Cara mengaktifkan APAR :
      Tarik pin dengan kondisi horisontal dan gunakan jari yang paling kuat
      Arahkan selangnya dengan memegang ujung/nozzle
      Tekan tuasnya
      Sapukan ke sumber api searah angin

      Itulah hal-hal dasar yang harus dikuasai oleh semua warga rumah sakit, bukan hanya tenaga medis saja. Tentunya semua diperlukan untuk mencegah dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

      No comments:

      Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
      Silahkan tinggalkan jejak ^^

      Powered by Blogger.