Menjahit

Tuesday, August 15, 2017
Awalnya aku hanya menuruti keinginan ibuku sampai pada akhirnya aku menyukai kegiatan ini. Menjahit. Sebelumnya mana kepikiran aku untuk ikut kursus menjahit. Aku yang tak suka berkreasi diminta untuk melakukan sesuatu yang menuntut ketrampilan dan kreativitas, yang sebenarnya 'nggak-aku-banget'. 

Aku sudah disuruh sejak aku kembali ke rumah ini. Motivasinya apa, aku sendiri kurang tahu. Yang pasti bukan sesuatu yang sifatnya materi. Ku rasa lebih karena ibuku tak ingin melihatku bengong tanpa kerjaan. Ibuku beranggapan jika aku hanya diam tanpa melakukan sesuatu, aku bisa stress karena sudah terbiasa beraktivitas. Perubahan jam kerja dari 16.30 menjadi 13.30 tentunya membuatku memiliki lebih banyak waktu kosong. Dan daripada digunakan untuk tidur, alangkah baiknya diisi dengan sesuatu yang lebih produktif, mumpung masih muda, tenaganya masih banyak.

Dan aku beruntung karena ibuku ini bukan tipe pemaksa yang ketika memerintahkan A, harus dilakukan saat itu juga. Aku mengatakan pada ibuku bahwa aku ingin bersantai dulu. Aku lelah bolak-balik Bekasi - Purworejo saat menjalani tes seleksi waktu itu. Aku ingin menikmati pulang gasik, tidur siang, dan segala sesuatunya dengan lebih santai. Ibuku mengerti, namun masih terus mengingatkanku untuk ikut kursus menjahit. (Emm, sebenarnya ibuku memberi kebebasan untuk memilih kursus yang aku suka. Yang penting, aku punya kegiatan lain, begitu katanya. Salah satu kursus yang ditawarkan selain menjahit yaitu setir mobil. Tapi karena aku selalu bilang "percuma kalau nggak punya mobil sendiri", akhirnya ibuku fokus menyuruh ambil kursus menjahit)

Aku luluh setelah 3 bulan berada di rumah. Tepatnya bulan Juli 2017 akhirnya aku mendaftarkan diri untuk ikut kursus menjahit. Apakah aku terpaksa? Tidak. Tidak sama sekali. Sesuatu yang diawali dengan keterpaksaan tidak akan berakhir bahagia. Terpaksa hanya akan membawa perasaan kesal karena sesuatu tidak berjalan sesuai kehendaknya. Dan sebaliknya, aku menjalaninya dengan happy dan enjoy.

Aku menyukai sesuatu yang baru, belajar darinya, dan mendapatkan pengalaman yang belum pernah ku dapatkan. Lebih dari itu, menjahit membuatku keluar dari keseharianku. Aku yang di kantor selalu bertatap muka dengan komputer, di rumah membuka laptop, dan di waktu senggang selalu memegang smartphone, sekarang berganti dengan buku, gunting, kain, dan teman-temannya. Aku dijauhkan dari benda-benda yang memancarkan cahaya yang sering kali membuat mataku lelah. Dan ketika aku menikmati setiap prosesnya, rasanya aku bersyukur bisa mengikuti kursus menjahit ini.

Aku mengambil kelas privat sesuai saran dari pengajar di tempat kursusku. Pertimbangannya karena aku bekerja. Aku baru bisa mengikuti kelas mulai jam 14.00 padahal kelas reguler dimulai dari jam 13.00 dan berakhir pada pukul 16.00. Meski privat, hari masuk kursus tetap disesuaikan dengan jadwal yang sudah ada, yaitu Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat.

Capek? Ya capek. Tapi belum sampai pada taraf ingin segera mengakhirinya. Justru aku merasa ada yang kurang ketika ada satu hari yang diliburkan karena pengajar sedang ada kegiatan.

Sebegitunya kah aku menikmati kegiatan baruku ini? Aku hanya ingin otakku terus bekerja karena dengan demikian aku merasa hidup.

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.