Pergi ke Dokter Gigi

Wednesday, November 02, 2016
Selama ini aku selalu mendoktrin diri sendiri bahwa aku tak perlu ke dokter gigi selama gigiku tak sakit. Mengapa? Karena saat pemeriksaan gigi, pasti semua dokter akan berkata bahwa aku mempunyai 'gigi lebih' dan mereka merekomendasikan untuk mencabut gigi tersebut. Sementara itu, aku selalu mempertahankannya dan menolak rekomendasi itu karena dulu sewaktu kecil aku sudah sering bolak-balik ke dokter gigi untuk mencabut gigi, dan itu sangat menyakitkan. Belum lagi masalah gigiku yang tak rata membuatku semakin tidak percaya diri jika harus ke dokter gigi.

Akan tetapi, hari ini aku memberanikan diri pergi ke dokter gigi. Bukan karena gigiku sakit, bukan pula karena ingin mencabut gigi lebihku, tapi karena aku ingin membersihkan karang gigi.



Sebenarnya niatan ini sudah ada sejak lama. Namun aku tak cukup nyali untuk segera pergi ke dokter gigi. Hingga akhirnya seminggu yang lalu rekan kerjaku, Bu Ida, baru saja ke dokter untuk membersihkan karang giginya. "Enak banget, gigi jadi bersih!" begitu katanya.

"Adek sana ke dokter gigi, katanya mau bersihin karang gigi. Minggu depan aja tuh, bareng Mbak Ida, soalnya dia harus balik ke dokter buat nambal permanen." Mbak Pudji memberikanku motivasi setelah menceritakan apa yang dialami Bu Ida.

Aku pun menghubungi Bu Ida untuk menanyakan jadwal berobatnya.

***

Hari ini, pukul 09.00 WIB
"Bu, mau berangkat jam berapa?"
"Jam 9.30 ya!"
"Oke."

Aku menuju ke ruangan Bu Ida. Kami pun segera bergegas menuju RS. Ananda, Bekasi. Tak ada 30 menit, kami sudah berada di loket pendaftaran. Setelah melakukan pendaftaran, kami duduk di depan Poli Gigi, menunggu nama kami disebut.

Setelah menunggu beberapa saat, nama kami akhirnya dipanggil. Bu Ida duluan. Satu orang setelahnya, baru namaku disebut. Aku masuk ke ruang eksekusi.

"Kenapa Mbak?" sapa sang dokter.
"Mau bersihin karang gigi dok."
"Ada gigi berlubang?"
"Ada, tapi sudah habis."
"Lah?"

Basa basi Pak Dokter yang singkat telah usai. Aku dipersilahkan duduk di singgasana dan mengikuti setiap instruksi dokter. Diawali dengan berkumur, dokter langsung memulai aksinya.

Bagaimana rasanya saat dibersihkan karang giginya? NGILUUUUUU...
Alat yang dipegang Pak Dokter menari-nari di mulut. Desing suaranya pun membuat telinga ini tak nyaman. Sesekali aku menahan rasa sakit yang timbul. Kurang lebih 15 menit, akhirnya prosesi selesai.

Setelah dokter mematikan alatnya, aku langsung memuntahkan apa yang ku tahan di mulutku selama proses berlangsung. Darah segar disertai dengan bebatuan hitam kecil keluar. Aku merasa gigiku keropos semua, berasa ada rongga besar sehingga gigi seakan mau rontok semua.

"Itu karangnya banyak banget ya."
"Iya, baru pertama kali soalnya Dok."
"Minimal setahun sekali dibersihkan ya." Pesan dokter. "Sama satu lagi, itu ada gigi lebih yang tidak berfungsi. Sebaiknya dicabut saja."
Hmm... sudah ku duga, pasti gigi lebih ini tak akan luput dari pemeriksaan dokter.

"Ada gigi berlubang nggak Dok?" tanyaku.
"Ada dua atau tiga gigi yang berlubang, tapi masih kecil. Sebaiknya segera ditambal, jangan menunggu sakit baru minta tambal."
"Baik Dok."

Aku pun keluar ruangan.

***

Aku pun mengecek apakah ada perubahan di gigiku? Dan gigiku pun terlihat lebih bersih dari sebelumnya. Terima kasih Pak Dokter gigi. Walaupun sampai sekarang rasanya ngilunya masih berasa, tapi kau membuat gigi ini jadi nampak bersih. Aku pun menjadi lebih percaya diri saat berbicara dengan orang lain.

Terima kasih banyak :)

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.