Si Hape Tujuh Ratus Ribu

Tuesday, May 13, 2014
credit
Aku ingin bercerita tentang Si Biru, Si Hape Tujuh Ratus Ribu. Kawan-kawanku sering memanggilnya Si Jelek. Sungguh kasihan nasib Hape pertamaku ini, Nokia 2626. 

Aku memilikinya sejak 2007, saat aku mulai menyelami dunia SMA. Awalnya ibuku tak mau membelikan Hape untukku. "Buat apa? Toh kamu di SMA nggak boleh bawa HP to?" begitu kata ibuk sewaktu lulus SMP. 

Akan tetapi, seketika hati ibuku luluh ketika temannya berkata, "Anakmu itu kan nggak pernah minta apa-apa selama ini. Mbok ya sekali-kali turuti keinginannya. Apalagi di SMP anakmu kan selalu jadi juara kelas. Itung-itung, beliin HP sebagai penghargaan buat dia."

Akhirnya aku dibelikan HP. Meski aku sendiri tak ikut saat proses jual belinya. Ibuku dan Mbakku yang memilihkannya untukku. Aku di rumah dengan hati berdebar-debar menanti HP baru yang dibelikan ibukku. Seperti apa wujudnya? Apa warnanya? Aku sungguh tak sabar.

Yes! Si Biru sudah bersamaku. Aku lupa tepatnya tanggal berapa, yang jelas aku menyayanginya. Seharga Rp. 700.000 di tahun 2007 dengan nomer pertamaku 081915459085.

Sama halnya dengan gadis remaja waktu itu, dimana banyak sekali nomor asing yang masuk alias nyasar, sengaja disasar-sasarin, salah pencet, acak nomer, aku pun menemukan seorang teman lewat modus tersebut. Aku lupa namanya, aku lupa nomernya, namun satu hal yang ku ingat, dia seorang pria dan tinggal di Magelang. 

Seingatku, dia adalah seorang mahasiswa di Universitas Terbuka jurusan Matematika. Kami sempat dekat. Dan aku sangat ingat waktu itu, kami sering SMS-an untuk saling membangunkan di saat sahur, kala Ramadhan tiba. 
*aduh malu aku ingat ini semua*
Hubungan kami retak gegara si Mas ini meminta ketemuan. Aku yang saat itu masih tinggal di Purworejo dan si Mas tinggal di Magelang, pastilah jarak bukan masalah. Namun, saat diajak ketemuan, aku selalu menghindar, selalu cari-cari alasan, hingga akhirnya pertemuan itu tak pernah terjadi.

Bukan karena apa, aku hanya ingin menjaga diriku. Aku takut, seperti yang sering muncul di berita-berita. Kenal lewat HP, SMS-an, ketemuan, dan .... 

Bersama Si Biru memang banyak cerita. Bersama-nya-lah aku sering menuliskan kisah-kisah keseharianku di NOTE yang kapasitasnya begitu terbatas. Tulisan tentang bahagianya aku ketika mendapatkan nilai ulangan tertinggi di mata pelajaran Fisika waktu kelas X -padahal nilainya cuma 76- dan cerita betapa senangnya jika bisa se-angkot dengan Mas Ganteng. Ups.
Ups
Aku bertahan dengan Si Biru hingga tahun 2011. Sebenarnya Si Biru masih baik-baik saja, namun karena di tahun tersebut aku sudah merantau ke Jakarta dan teman-temanku memanggil Si Biru dengan sebutan Si Jelek, maka ibuku berbaik hati membelikanku HP baru, Nokia C3. Si Biru pun dengan lapang dada harus bersedia tinggal di kampung.
credit
Sayangnya HP Qwerty ini tak terlalu berjodoh denganku. Ia jatuh di tangan-tangan usil tak bertanggung jawab. Hilang begitu saja saat aku turun dari metromini. 

Akhirnya ibuku mengirimkan Si Biru kembali ke pelukanku, dengan nomor baru tentunya, karena nomer lama (nomor pertama) tak bisa diselamatkan. Aku masih belum tahu galeri XL saat itu. Baiklah, tak apa.

Selang beberapa lama kemudian, ibuku membelikanku HP yang baru. Ibukku kasihan karena di tahun 2012 aku masih saja pakai HP jadul Si Biru. Padahal secara fungsi, si Biru masih sangat baik-baik saja. Sungguh baiknya ibuku.
credit
HP itu kembaran dengan HP ibuku. Punyaku berwarna hitam. Punya ibu berwarna putih. Kali ini aku tidak menyuruh Si Biru tinggal di kampung. Hanya saja Si Biru ku aktifkan hanya saat di perjalanan ketika aku pulang kampung. Selebihnya, aku menggunakan si X2-00.

Merasa kasihan dengan Si Jelek Biru, akhirnya teman-temanku ingin mengasuh (membeli) Si Biru. Namun, aku bilang ke mereka, "HP ini aku jual dengan harga 700.000". Mereka pun mengeluh, "Masak iya HP jadul gitu harganya 700ribu. Lima puluh ribu aja deh ya!" pinta mereka.
"Enak aja, HP ini aku beli dengan harga segitu (tahun 2007), lagian HP ini juga tahan banting. Udah sering jatuh, tapi masih berfungsi dengan baik."

Yah, harus ku akui selama aku bareng dengan Si Biru, dia sering ku sia-siakan. Sering kali terjatuh dari kantong, namun dia tetap bisa diandalkan. Aku menyayanginya, itulah sebabnya aku menjualnya dengan harga 700.000. Semata-mata aku hanya ingin melindunginya. Siapa pula yang mau membeli HP dengan harga semahal itu untuk HP Nokia 2626 di tahun 2012.

Hingga kini, Si Biru telah istirahat total. Mungkin dia lelah. Dia tak mau makan. Charger tak bisa mensupplay makanan ke tubuhnya. Padahal sebenarnya fisiknya masih bugar. Tak apalah, biarkan dia tidur untuk selama-lamanya.

Si Biru, terima kasih.
Kau selalu temani hari-hariku selama hampir 5 tahun.
Maafkan aku yang selalu menyia-nyiakanmu, menjatuhkanmu, melemparmu.
Namun perlu kau tahu, aku sungguh menyayangimu.
Tidur yang tenang Nak :')

http://www.istiadzah.com/2014/05/giveaway-cerita-hape-pertama.html

7 comments:

  1. Keren mbak dengan si birunya, tapi kok tidak di service kan kasian si birunya mungkin masih berharap disembuhkan mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Fadly: gitu yah.. baiklah kapan2 saya akan tengok keadaan si biru. Mkasih mas

      Delete
  2. Punya saya dulu Nokia 2610, mirip seperti foto paling atas. Bedanya: punya saya enggak ada radionya.

    ReplyDelete
  3. penggemar nokia yah ..... hehehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Fiu: Yay... nokia terbukti awet dan tahan banting.. hihi

      Delete
  4. aiiih suka sama ceritanya... Biru, asti kamu tenang ya, di sisinya. halah. haha
    makasih ya mbak udah ikutan GA saya. ^_^

    ReplyDelete

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.